Rabu, 25 Desember 2013

JENIS-JENIS KARANGAN

NAMA           : SHINTA AMELIA DWIPUTRI
NPM               : 29211160
KELAS          : 3EB18
TAHUN AJARAN 2013/2014

TUGAS SOFTSKILL


Karangan adalah karya yang dituangkan dalam bentuk tulisan berupa ide gagasan. Karangan dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu terdiri atas karangan narasi, eksposisi, persuasif, deskripsi, dan argumentasi. Untuk mengetahui apakah pengertian, tujuan dan unsur-unsur yang lainnya yang terdapat di dalam masing-masing jenis paragraf tersebut simaklah penjelasan di bawah ini:


1.    NARASI
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
a.    Jenis-jenis Narasi
·       Narasi informatif
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.

·        Narasi ekspositorik
Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.

·         Narasi artistik
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

·         Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

b.   Ciri-ciri Karangan Narasi
Menurut Gorys Keraf (2000:136)
·       Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
·       Dirangkai dalam urutan waktu.
·       Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
·       Ada konfiks.

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
·       Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
·    Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
·       Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
·       Memiliki nilai estetika.
·       Menekankan susunan secara kronologis.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

c.    Tujuan Karangan Narasi
Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
·       Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
·       Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca

d.   Langkah-Langkah Membuat Karangan Narasi
·       Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
·       Tetapkan sasaran pembaca
·       Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
·       Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
·       Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita
·       Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandangan
·       Mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut

2.    EKSPOSISI
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Contoh-contoh tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan.

a.    Ciri-ciri Karangan Eksposisi
1.      Memaparkan definisi (pengertian)
2.      Berusahan menjelaskan tentang sesuatu
3.      Memaparkan langkah-langkah, metode atau cara melaksanakan suatu kegiatan
4.      Gaya tulisan bersifat informatif
5.      Fakta dipakai sebagai alat komunikasi
6.      Fakta dipakai sebagai alat konkritasi

b.   Poin-pion penting dalam karangan/pargraf eksposisi
Contoh topik:
·       Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya
·       Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta
·       Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian
Contoh urutan analisis:
·  Urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa
·       Urutan fungsional
·       Urutan atau analisis sebab akibat
·       Analisis perbandingan

c.     Langkah-langkah penulisan:
·       Menentukan tema
·       Menentukan tujuan karangan
·       Memilih data yang sesuai dengan tema
·       Membuat kerangka karangan
·       Mengembangkan kerangka menjadi karangan

3.    PERSUASIF
Persuasif adalah proses membimbing diri sendiri atau yang lain terhadap adopsi ide, sikap, atau tindakan dengan cara rasional dan simbolik (meskipun tidak selalu logis). Pengertian definisi paragraf persuasif menurut Syamsuddin (2009:40), paragraf persuasif adalah paragraf yang isinya berusaha untuk merebut perhatian pembaca.

a.    Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
1. Penulis memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca dapat diubah. Berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca
2.    Berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
3. Berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
4.    Menunjukkan fakta-fakta dan data untuk menguatkan argumentasi atau dalil

b.   Bentuk Paragraf Persuasif
Beberapa bentuk paragraf persuasif yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan, dan penjual jamu ditempat-tempat terbuka. Bentuk tulisan berupa iklan dan selebaran. Bentuk elektronik, misalnya iklan di televisi, bioskop, dan internet.

4.    DESKRIPSI
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal seperti objek; gagasan; tempat; atau peristiwa melalui perincian dan detail hal tersebut. Penulis menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan hal tersebut melalui keadaan, warna, rasa, atau kesan  yang ada pada hal tersebut. Dengan kata lain, diskripsi adalah melukis atau memotret benda atau suasana dengan kata-kata. Deskripsi adalah salah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.

a.    Tujuan Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu objek sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat, mendengar, merasakan atau mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan penulis.

b.   Jenis Paragraf Deskriptif
Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1.   Paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
2.  Paragraf deskripsi objektif adalah paragraf  yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.
3. Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.

c.    Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif
Menggambarkan atau melukiskan sesuatu. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

5.    Argumentasi
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan:
·  Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
·       Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
·    Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

a.      Ciri-ciri Paragaraf Argumentasi
Merupakan tipe paragraf yang mengutarakan inspirasi, inspirasi, atau pendapat penulis dengan diikuti bukti serta fakta ( serius berjalan ). 
1.  Menjelaskan  pendapat agar pembaca yakin bahwa inspirasi, atau pendapat tersebut merupakan benar serta bisa dibuktikan.
2.      Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar, grafik, dll.
3.      Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
4.      Paragraf penutupnya berisi kesimpulan.


Referensi:



Selasa, 12 November 2013

Kinerja dan Polemik yang Dihadapi APEC Terhadap Kondisi Perekonomian Global

Nama     : Shinta Amelia Dwiputri
NPM      : 29211160
Kelas      : 3EB18
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Tahun Ajaran 2013/2014


Kinerja dan Polemik yang Dihadapi APEC Terhadap
Kondisi Perekonomian Global

·     Paragraf Induktif

Pada tahun 1989 di kawasan Asia muncullah kesadaran dari berbagai perwakilan beberapa negara di kawasan Asia untuk membentuk suatu forum kerja sama perekonomian yang dinamakan Asia Pacific Economy Coorporation atau yang disingkat dengan APEC. Forum kerja sama ini didirikan pertama kali di Canberra, Australia dengan anggota awal sebanyak 12 negara. Adapun tujuan dari pendirian forum ini ialah untuk meningkatkan perdagangan bebas di kawasan Asia khususya di Asia Pasifik. Pada dekade pertama setelah pendiriannya, perekonomian negara-negara anggota menyumbang 70% pertumbuhan ekonomi global. APEC memberikan manfaat bagi warga negara anggota dengan menciptakan lebih banyak kesempatan dan meningkatkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam perdangangan di dalam pasar Internasional.

Terdapat tiga bidang utama yang menjadi fokus kegiatan APEC yakni liberalisasi perdagangan dan investasi, di bidang ini APEC melakukan usaha untuk mengurangi tarif dan menghapuskan hambatan lain untuk mewujudkan perdagangan bebas. Kemudian bidang yang selanjutnya adalah berfokus pada fasilitas bisnis yang bertujuan memfasilitasi interaksi bisnis antara negara-negara anggota dengan mengurangi biaya bisnis, menyediakan berbagai informasi perdagangan, dan meningkatkan hubungan importir dan eksportir. Kemudian yang terakhir ialah berfocus pada kerja sama ekonomi dan teknik yang sering disebut dengan ECOTECH, program ini mencangkup pada memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan pelatihan dan pendidikan dalam perdagangan internasional. Disamping hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, di dalam kegiatannya APEC juga membahas isu-isu utama yang sedang terjadi di dunia sehingga dapat menambah pengetahuan dan informasi terkini tentang perdagangan dan informasi lainnya.

Perkembangan kegiatan APEC dari tahun ke tahun menunjukkan berbagai progres dan terbukti dapat membantu perkembangan perekonomian dan perdagangan di kawasan Asia Pasifik, dan sampai saat ini anggota APEC pun semakin bertambah menjadi 21 anggota, yakni terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, Cina, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Fhilipina, Rusia, Singapura, Cina Taipei, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.

 Namun di dalam perkembangan kegiatannya, APEC masih menghadapi sejumlah tantangan menuju liberalisasi perdagangan dan investasi antar kawan Asia Pasifik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menanggapi keadaan ini, ia berkata “Meskipun APEC telah mengurangi sejumlah tarifnya dari 16,9% pada 1989 menjadi 5,7% pada tahun 2011, namun masih terjadi banyak kendala dalam menciptakan perdagangan bebas antar negara di kawasan. Salah satu hambatan lainnya ialah mengenai Non-Tarif Measures (NTMs) restriktif, prosedur bea cukai yang panjang, dan infrastrktur transportasi yang buruk masih menjadi tantangan dalam melakukan perdagangan. Dia lanjut mengatakan, meski APEC telah mencapai banyak kemajuan dalam upayanya mencapai `Bogor Goal`, hal tersebut belum cukup untuk menghapus seluruh hambatan yang ada. Presiden SBY pun mengimbau negara-negara APEC untuk bekerja sama dengan lebih keras mengatasi hambatan ekonomi yang terus menghadang, maka dari itu untuk mengatasi keadaan tersebut negara-negara anggota APEC harus dapat berintegrasi lebih jauh, melakukan pengelolaan modal, dan lebih berfokus pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang dibandingkan berfokus pada perbaikan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek yang hanya memberikan dampak pertumbuhan yang bersifat sementara”. Diharapkan APEC akan memiliki kapasitas yang lebih besar dalam mengatasi tantangan perdagangan yang bermunculan. Sehingga APEC mampu dengan cepat mengatasi hambatan yang muncul, mengatasi ketidakstabilan finansial, dan harga-harga komoditas yang naik dan turun dengan cepat. (Dilansir dari Liputan6.com, Jakarta).


DAFTAR REFERENSI:


Butarbutar, Benny S dan Marboen, Ade P. (2013). Selayang Pandang Sejarah APEC. Retrieved from http://www.antaranews.com/berita/398638/selayang-pandang-sejarah-apec diunduh pada tanggal 8 November 2013.

Deli, Siska Amelie F. (2013). Ekonomi RI Masih Perkasa di antara Anggota APEC. Retrieved from http://apec.liputan6.com/read/709949/ekonomi-ri-masih-perkasa-di-antara-anggota-apec diunduh pada tanggal 8 November 2013.

Deli, Siska Amelie F. (2013). Perdagangan Bebas APEC Masih Dibayangi Banyak Batu Sandungan. Retrieved from http://apec.liputan6.com/read/718118/perdagangan-bebas-apec-masih-dibayangi-banyak-batu-sandungan diunduh pada tanggal 8 November 2013.

Web wikipedia.org. (2013). Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik. Retrieved from http://id.wikipedia.org/wiki/Kerja_Sama_Ekonomi_Asia_Pasifik diunduh pada tanggal 8 November 2013.

Web amazine.co. (2013). Apa Itu APEC? Fakta, Sejarah & Informasi Lainnya. Retrieved from http://www.amazine.co/24522/apa-itu-apec-fakta-sejarah-informasi-lainnya/ diunduh pada tanggal 8 November 2013.

Akibat Krisis Ekonomi Dunia Terhadap Perekonomian Indonesia


Nama     : Shinta Amelia Dwiputri
NPM      : 29211160
Kelas      : 3EB18
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2 
#Tahun Ajaran 2013/2014

Akibat Krisis Ekonomi Dunia Terhadap
Perekonomian Indonesia


  • POLA PENULISAN DEDUKTIF

Melambatnya perekonomian dunia berdampak kepada perekonomian di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Keadaan ini membuat nilai tukar mata uang Indonesia (Rupiah) terhadap dollar Amerika Serikat semakin merosot hingga menyentuh Rp 11.000,00 per USD. Hal ini kemudian mengakibatkan harga-harga komoditas ekspor anjlok sehingga penerimaan ekspor pun turun. Selain menurunnya ekspor, adanya perubahan kebijakan moneter di negara adikuasa Amerika Serikat juga ikut mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Amerika Serikat memperketat likuiditas global atau memperketat pembiayaan. 

Wakil Presiden Boediono menyebutkan keadaan ekonomi saat ini belum bisa dikatakan krisis. Hanya saja, ia menghimbau pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan pendapatan di sektor pajak, investasi, dan melalukan pengurangan impor. Boediono juga menghimbau agar penggunaan anggaran pemerintah dilakukan secara efektif dan efisien. Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan penyerapan anggaran dengan mempermudah investor untuk berinvestasi dengan mencabut aturan yang menghambat kemudahan investasi. (Maharani, Shinta. 2013) 

Selain itu, untuk mengatasi masalah ekonomi tersebut pemerintah melalui presiden dan kementerian terkait mengeluarkan paket kebijakan penyelamatan ekonomi, termasuk didalamnya kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter. Nama paket kebijakan tersebut, yakni “Paket Penyelamatan Ekonomi” dengan tujuan mencegah Rupiah agar tidak terperosok lagi, mengatasi penurunan bursa saham (IHSG), dan mengupayakan menjaga daya beli masyarakat. Paket kebijakan yang dikeluarkan terdiri dari paket penyelamatan neraca perdagangan, paket menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat, dan paket percepatan investasi. Paket penyelamatan neraca perdagangan dilakukan dengan mengenakan bea masuk, menaikkan pajak penjualan bawang mewah (PPnBM), dan penurunan impor migas. Paket menjaga pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan insentif sektor industri agar tidak terjadi PHK. Paket guna menjaga daya beli masyarakat dilakukan oleh Pemerintah yang berkerja sama dengan Bank Indonesia. Sedangkan, paket percepatan investasi dilakukan dengan merevisi daftar negatif investasi (DNI) dan penyerderhanaan izin investasi. (Moerti, Wisnoe. 2013)



  • POLA PENULISAN INDUKTIF

Beberapa hari ini nilai tukar mata uang Indonesia, yakni Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat semakin merosot hingga menyentuh Rp 11.000,00 per USD. Hal ini kemudian mengakibatkan harga-harga komoditas ekspor anjlok sehingga penerimaan ekspor pun turun. Selain menurunnya ekspor, adanya perubahan kebijakan moneter di negara adikuasa, seperti Amerika Serikat juga ikut mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Amerika Serikat memperketat likuiditas global atau memperketat pembiayaan. Keadaan itu terjadi karena melambatnya perekonomian dunia, yang berdampak buruk pada beberapa negara termasuk di Indonesia.

Wakil Presiden Boediono menanggapi keadaan perekonomian Indonesia dan menghimbau kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar menggunakan anggaran secara efektif dan efisien. Pemerintah hendaknya lebih dapat meningkatkan penyerapan anggaran dengan mempermudah investor untuk berinvestasi dengan mencabut aturan yang menghambat kemudahan investasi. Boediono melanjutkan, pemerintah harus tetap siaga meskipun keadaan ekonomi Indonesia saat ini belum dapat dikatakan dalam keadaan krisis. (Maharani, Shinta. 2013) 

Pemerintah kemudian membuat paket kebijakan yang terdiri dari paket penyelamatan neraca perdagangan, paket menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat, dan paket percepatan investasi. Paket penyelamatan neraca perdagangan meliputi penetapan bea masuk, menaikkan pajak penjualan bawang mewah (PPnBM), dan penurunan impor migas. Paket menjaga pertumbuhan ekonomi ekonomi dilakukan dengan insentif sektor industri agar tidak terjadi PHK. Paket guna menjaga daya beli masyarakat dilakukan oleh pemerintah yang berkerja sama dengan Bank Indonesia, contoh dari paket ini adalah mencegah Rupiah agar tidak terperosok lagi, dan mengatasi penurunan bursa saham (IHSG). Sedangkan, paket percepatan investasi meliputi revisi daftar negatif investasi (DNI) dan penyerderhanaan izin investasi. Semua paket kebijakan tersebut dikenal dengan “Paket Penyelamatan Ekonomi”. Kebijakan-kebijakan tersebut dilaksanakan untuk mengatasi masalah ekonomi yang sedang dihadapi oleh Negara Indonesia. Pemerintah bersama kementrian terkait dan Bank Indonesia mempunyai peran terpenting dalam pelaksanaan penyelamatan perekonomian Indonesia, namun hal ini tidak akan lengkap apabila masyarakat dan pelaku-pelaku ekonomi tidak ikut berperan bersama-sama.


Daftar Referensi:

Hidayat, Teguh. (2013). Gambaran Perekonomian Indonesia. Retrieved from http://gambaran-perekonomian-indonesia-saat-ini.html diunduh pada tanggal 5 oktober 2013.
Maharani, Shinta. (2013).  Wapres Boediono: Ekonomi Indonesia Lampu Kuning. Retrieved from http://www.tempo.co/read/news/2013/08/26/Wapres-Boediono--Ekonomi-  Indonesia-Lampu-Kuning.html diunduh pada tanggal 5 oktober 2013.
Moerti, Wisnoe. (2013). 4 Klaim Kebijakan Pemerintah Mampu Benahi Kondisi Ekonomi. Retrieved from http://www.merdeka.com/uang/4-klaim-kebijakan-pemerintah-mampu-benahi-kondisi-ekonomi.html diunduh pada tanggal 5 oktober 2013.