NAMA : Shinta Amelia D
NPM : 29211160
Kelas : 2EB18
MatKul : Teori Ekonomi
UNIVERSITAS GUNADARMA
TEORI
EKONOMI KLASIK
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan
permukaan abad ke 19 yaitu di masa revolusi industri dimana suasana waktu itu
merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal
sedang merajalela dan menurut aliran klasik, ekonomi liberal itu disebabkan
oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk.
Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk,
tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan.
Kemajuan teknologi mula-mula disebabkan oleh adanya
akumulasi kapital atau dengan kata lain kemajuan teknologi tergantung pada pertumbuhan
kapital. Kecepatan pertumbuhan kapital tergantung pada tinggi rendahnya tingkat
keuntungan, sedangkan tingkat keuntungan ini akan menurun setelah berlakunya
hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (low of diminishing returus) karena
sumber daya alam itu terbatas.
· Teori-teori perkembangan dari beberapa pengamat aliran
klasik, diantaranya adalah :
1. Francois Quesnay
2. John Locke
3. Adam Smith
4. David Ricardo
5. Thomas Robert Malthus
6. John Stuart Mill
7. David Hume
Adapun penjelasan dari pengertian Teori Klasik dari
para Ahli ialah, sbb:
1. Francois Quesnay
Francois Quesnay (diucapkan Kennay) terkenal sebagai
pencipta model ekonomi pertama, Tableau Economique, dan sebagai pemimpin
physiocrats. Para pengikutnya menamakan diri mereka sebagai physiocrat dari
bahasa Perancis, physiocrate, yang berarti hukum alam (Rule of Nature).
Physiocrat ialah kelompok ekonom yang percaya kalau kemakmuran suatu negara
hanya bisa dicapai melalui agrikultur.
Quesnay memulai pendapatnya dengan berasumsi bahwa
ekonomi dapat digambarkan menurut tiga kelas atau sektor yang berbeda. Pertama,
sektor pertanian yang menghasilkan makanan, bahan mentah dan hasil pertanian
lainnya. Kedua, sektor manufaktur yang memproduksi barang-barang pabrik seperti
pakaian dan bangunan serta alat-alat yang diperlukan oleh pertanian dan pekerja
pabrik, beserta jasa. Ketiga, kelas pemilik tanah yang tidak menghasilkan nilai
ekonomi apa-apa, tetapi mereka memiliki klaim atas surplus output yang
dihasilkan dalam pertanian. Biaya sewa ini merepresantasikan pembayaran surplus
kepada pemilik tanah dan perdagangan ini kemudian dikenal sebagai Teori Sewa
Physiocratic
2. John
Locke
Sumbangan John Locke untuk ekonomi adalah memberikan
justifikasi pertama untuk kepemilikan pribadi dan untuk pembatasan keterlibatan
pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Locke juga memberi berupa sumbangan
pada teori uang dan tingkat suku bunga.
Sumbangan mengenai filosofinya yaitu, mengemukakan
proporsi yang agak kontroversial bahwa manusia mempunyai hak atas pekerjaan
mereka dan atas hasil dari pekerjaannya itu, mereka menerima tanah sebagai
milik mereka secara sah dengan memadukan pekerjaan mereka dengan tanah tersebut
yang berupa uang atau modal.
Uang atau modal diakui oleh Locke benar-benar merupakan hasil dari kerja sebelumnya. Jadi, kepemilikan uang dapat dibenarkan karena orang-orang harus bekerja untuk mendapatkannya. Uang juga membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi karena uang tidak rusak sebelum dikonsumsi. Selain itu, Locke berpendapat bahwa properti pribadi memiliki nilai praktis karena ketika manusia diizinkan mengumpulkan kekayaan maka mereka akan lebih produktif.
Uang atau modal diakui oleh Locke benar-benar merupakan hasil dari kerja sebelumnya. Jadi, kepemilikan uang dapat dibenarkan karena orang-orang harus bekerja untuk mendapatkannya. Uang juga membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi karena uang tidak rusak sebelum dikonsumsi. Selain itu, Locke berpendapat bahwa properti pribadi memiliki nilai praktis karena ketika manusia diizinkan mengumpulkan kekayaan maka mereka akan lebih produktif.
Locke menolak pedapat dari Josiah Child (Pertengahan
abad ke-17) yang berpendapat bahwa seharusnya negara membatasi tingkat suku
bunga sampai 4%. Ia juga berpendapat bahwa hukum riba (Usury Law) hanyalah
redistribusi dari keuntungan antara pedagang dan pemberi pinjaman, mereka tidak
menguntungkan negara secara keseluruhan karena bunga tersebut tidak
meningkatkan peminjaman dan investasi. Locke menyimpulkan bahwa lebih baik
bunga dibiarkan sampai ke tingkat yang wajar (yang ditentukan oleh hukum
permintaan dan penawaran) ketimbang diterapkan oleh pemerintah.
Sumbangan yang kedua adalah bahwa Locke menolak usulan
dari pemerintah Inggris untuk pemecahan masalah uang logam yang terpotong atau
terdepresiasi dengan mengurangi berat dari logam mulia dalam semua uang logam,
atau mendevaluasi mata uang nasional. Menurut Locke, dengan mengurangi berat
kandungan logam mulia, tidak akan membantu karena nilai atau kekuatan pembayar
dari uang ini ditentukan oleh kandungan peraknya. Menurunkan nilai uang hanya
akan membuat pedagang menginginkan lebih banyak mata uang untuk ditukar dengan
barang
3.
Adam Smith (1723-1790),
Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi
diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga
kerja bertambah. Pembagian kerja harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu
dan akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan, juga menitik beratkan
pada Luas Pasar.
Pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil
produksi, sehingga perdagangan internasional menarik perhatian. Karena hubungan
perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar
luar negeri dan pasar dalam negeri.
Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga kerja.
Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga kerja.
4. David
Ricardo (1772-1823)
Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga
golongan masyarakat, yaitu:
a) Golongan Kapital
Adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang
peranan yang penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan
menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang
mengakibatkan naiknya pendapatan nasional.
b) Golongan Buruh
Golongan buruh ini tergantung pada golongan kapital
dan merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat
c) Golongan tuan tanah
Mereka hanya memikirkan sewa saja dari golongan
kapital atas areal tanah yang di
sewakan.
sewakan.
David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk
bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang
subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka adanya.
5. Thomas
Robert Malthus (1766-1834)
Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk
yang terus menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan,
tetapi kenaikan jumlah penduduk saja tampa dibarengi dengan kemajuan
faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan
menaikan pendapatan dan tidak akan menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi
akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka
untuk terus berproduksi..
Menurut Thomas Robert Malthus untuk adanya perkembangan
ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus
menerus, sedangkan menurut J.B.Say berkembang dengan hukum pasar, dimana
dikatakan bahwa Supply Creates its own demand yang artinya asal jumlah produksi
bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut bertambah pula karena pada
hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.
6. John Stuart Mill
John Stuart Mill merupakan salah satu tokoh
Utilitarianisme yang terkenal dalam menelurkan konsep kebebasan, yang
dituangkan secara komprehensif di dalam bukunya On Liberty. Bukunya yang
berkaitan dengan ekonomi, Principles of Political Economy pada tahun 1848
berupaya untuk memahami masalah ekonomi sebagai suatu masalah sosial. Masalah
tentang bagaimana manusia hidup dan ikut ambil bagian dalam kemakmuran
bangsanya, baik dalam proses produksi, perlindungan terhadap produk dalam
negeri dan perpesaing antar produk, maupun masalah distribusi melalui
instrument uang dan kredit (mikhael dua,2008).
Dalam hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill
dipengaruhi oleh Thomas Robert Malthus, dimana pertumbuhan ekonomi selalu
diliputi dengan tekanan jumlah penduduk dengan sumber yang tetap.
Universalime etis merupakan konsep utilitariannya yang
lebih mengedepankan kepada kebahagiaan orang lain, dimana disanalah moralitas utilitarian
dibangun oleh Mill. Prinsip tersebut memang cukup relevan dalam hal aktifitas
ekonomi, disamping Mill menerima pasar bebas Adam Smith, namun usaha untuk
memperhatikan kebahagiaan orang lain dalam hal persaingan ekonomi pasar,
menjadi agenda Mill. Kondisi pasar bebas yang cenderung bersikap egoisme
sentris, berusaha ditekan Mill dengan pemberlakuan nilai moralitas bersama, dimana
prinsip kebahagiaan harus dirasakan oleh setiap pemain pasar, pelaku usaha,
produsen, distribusi, hingga tataran konsumen. Pasar bebas memang cenderung
melahirkan kondisi menang-kalah, namun diantara dua belah pihak diharapkan
harus tetap mampu menjalin hubungan yang kelak melahirkan kebahagiaan bersama,
yang merupakan konsekuensi atas universalisme etis ala John Stuart Mill.
7.
David Hume
Sebagai seorang ahli ekonomi Hume menyumbang teori
uang dan teori perdagangan nasional. Ia menganalisis dampak uang terhadap
tingkat suku bunga, kegiatan ekonomi, dan harga. Ia juga menjelaskan bagaimana
dan mengapa negara-negara tidak mungkin mengalami ketidakseimbangan perdagangan
dalam jangka waktu yang lama.
Sukirno,Sadono 2009.Makro
Ekonomi Teori Pengantar, Bandung,
Sumber-sumber lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar