Nama : Shinta Amelia Dwiputri
NPM : 29211160
Kelas : 3EB18
Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
ISTILAH-ISTILAH EKONOMI & AKUNTANSI
1.
Aktiva (Asset)
Sesuatu
yang dimiliki yang berupa barang yang berwujud maupun tidak, namun memiliki
nilai ekonomi.
2.
Aktiva Rill
Asset atau
aktiva yang memiliki bentuk/ wujud, contohnya tanah, bangunan, emas.
3.
Aktiva Financial
Aktiva yang
wujudnya tidak terlihat secara fisik, tetapi tetap mempunyai nilai yang tinggi,
contohnya aktiva dalam Bursa Efek (Saham).
4.
Aggregate Demand (Permintaan Agregat)
Jumlah barang yang direncanakan atau
diinginkan dalam suatu perekonomian secara keseluruhan dalam suatu periode
tertentu.
5.
Aggregate Supply (Penawaran Agregat)
Total nilai barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan
dalam suatu periode tertentu.
6.
Analisis Equilibrium
Analisa suatu keadaan ekonomi/
perekonomian yang berada dalam keadaan yang seimbang.
7.
Analisis Equilibrium Parsial
Analisis yang mengkonsentrasikan
pada pengaruh perubahan masing-masing pasar dalam suatu keadaan perekonomian.
8.
Anggaran Actual
Jumlah anggaran yang dicatat pada
tahun tertentu.
9.
Anggaran Berimbang
Suatu anggaran yang disusun
sedemikian rupa sehingga total belanja (total pengeluaran) sama dengan total
penerimaan.
10. Anggaran
Defisit (Defisit Budget)
Anggaran yang memang direncanakan
untuk defisit, atau anggaran yang terjadi dimana pengeluaran pemerintah lebih
besar daripada penerimaan pemerintah.
11. Anggaran
Surplus (Surlpus Budget)
Anggaran yang terjadi dimana penerimaan
pemerintah lebih besar daripada pengeluaran pemerintah.
12. Anggaran
Struktural
Anggaran yang
terjadi saat perekonomian beroperasi pada output yang potensial.
13. Anggaran
Siklikal
Anggaran yang
mengukur efek dari siklus bisnis terhadap anggaran
14. Angka
Indeks
Angka yang menjadi tolak ukur
(acuan) untuk mengetahui atau mengukur perubahan melalui perbandingan antara
variabel dari waktu ke waktu.
15. APC
(Rata-rata kecendrungan untuk konsumsi)
Rasio
pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan. Rumusnya ialah C/Y (Jumlah konsumsi :
jumlah pendapatan)
16. APS
(Rata-rata kecendrungan untuk menabung)
Rasio
tabungan perorangan terhadap pendapatan. Rumusnya ialah S/Y (Jumlah : jumlah pendapatan)
17.
APL
(Average Product of Labour)
Rata-rata
produk yang dihasilkan oleh satu unit input variable.
18.
Average
Product
Produk
total atau output total di bagi oleh kuantitas dari satu jenis input.
19. Balance
Budget Multiplayer
Efek
multiplayer anggaran berimbang yang nilainya adalah sama dengan satu.
20. Balance
of Trade (Neraca Perdagangan)
Bagian dari neraca pembayaran yang merinci impor dan
ekspor barang yang berwujud
21. Bank
Badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan yang
menyalurkannya kembali kepada masyarakat.
22. Bank
Sentral
Badan
atau instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pengendalian peredaran
uang dan kondisi perkreditan nasional.
23. Bank
Komersial
Sebuah
lembaga perantara keuangan yang fungsi utamanya adalah menerima simpanan giro.
24.
Barang Ekonomi
Barang
berguna yang jumlah permintaannya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah yang
tersedia
25. Barang
Konsumsi
Barang yang dipakai secara langsung atau tidak langsung
oleh konsumen untuk
keperluan pribadi atau rumah tangga yang
bersifat sekali habis; barang tersebut berbeda dengan barang yang digunakan
dalam proses produksi.
26.
Barang Komplementer
Barang yang dapat melengkapi fungsi dari barang
lainnya.
27.
Barang Modal
Sebagian
barang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung kebutuhan konsumen, melainkan digunakan
untuk menghasilkan barang-barang lain.
28.
Barang Normal
Semua barang yang permintaannya akan bertambah ketika
pendapatan masyarakat bertambah (yang juga berarti bahwa barang tersebut
memiliki elastisitas permintaan positif).
29.
Barang Subsitusi
Barang yang memiliki kegunaan untuk menggantikan barang
lain.
30.
Benda Giffen
Benda
interior tetapi kalau ada barang tersebut akan membeli lebih banyak (pendapatan
naik).
31.
Biaya Berubah (Variable Cost)
Biaya
yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume
penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan.
32. Biaya
Marginal (Marginal Cost)
Biaya
yang merupakan tambahan dalam jumlah biaya yang diperlukan untuk menghasilkan
satu tambahan unit output.
33. Biaya
Minimum (Minimum Cost)
Biaya per unit terendah yang mungkin dicapai.
34. Biaya
Oportunitas (Oportunitas Cost)
Nilai
dari kesempatan penggunaan suatu barang ekonomi selanjutnya, atau nilai dari
alternatif yang dikorbankan.
35. Budget
Line (Garis Anggaran)
Garis yang
menggambarkan kombinasi barang yang dapat di beli oleh konsumen pada suatu
titik di suatu grafik ekonomi.
36. Biaya
Rata-rata (Average Cost)
Suatu biaya yang
merupakan hasil dari jumlah biaya dibagi dengan jumlah kuantitas barang
yang
dihasilkan
37.
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya
yang jumlah totalnya tidak berubah, walaupun kapasitas dan volume kegiatan
berubah.
38.
Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed
Cost)
Biaya
tetap yg dibebankan pada setiap unit
output
yang dihasilkan.
39.
Biaya Total (Total Cost)
Keseluruhan
biaya yg dikeluarkan produsen untuk
menghasilkan
barang dan jasa, baik yg bersifat tetap (tidak dipengaruhi perubahan output) maupun biaya yg
bersifat dapat berubah(dipengaruhi
perubahan
output).
40. Biaya
Variabel (Variable Cost)
Biaya yang
jumlahnya (nilainya) tidak tetap, biaya yang bervariasi menurut tingkat
outputnya.
41. Biaya
Variabel Rata-rata (AVC)
Biaya yang
dihasilkan dari jumlah biaya variabel (total cost) yang dibagi dengan kuantitas
produk yang dihasilkan.
42. Bursa
Valuta Asing
Suatu
tempat kegiatan usaha yang memperdagangkan berbagai jenis mata uang asing
seperti
bank-bank devisa dan money changer.
43.
Break Event Analyst
Anilisis
yang mempertimbangkan tingkat kuantitas penjualan perusahaan dimana penerimaan
sama dengan pengeluaran biayanya.
44.
Breakevent Point (Titik Pilang Pokok)
Tingkat
pendapatan perorangan, keluarga, atau masyarakat dimana seluruhnya habis untuk
barang-barang konsumsi.
45. Capital
Goods
Bentuk investasi
yakni dalam bentuk barang modal.
46. Capital
Stock
Barang modal
yang tersedia atau jumlah barang modal dalam suatu perekonomian.
47.
Ceiling Price
Batas maksimum harga penjualan yang
harus dipatuhi oleh produsen.
48. Ceteris
Paribus
Suatu kondisi
artificial yang diangkat oleh para ahli ekonomi untuk secara terpisah mengamati
hubungan antara dua variabel ekonomi.
49. Consumer
Surplus (Surplus Konsumen)
Selisih antara
jumlah yang persediaan akan dibayar oleh konsumen untuk sebuah komoditi
dengan
jumlah yang sebenarnya akan dibayarkan.
50. Consumption
(Konsumsi)
Jumlah
seluruh pengeluaran perorangan atau
Negara untuk barang-barang konsumsi selama
suatu periode tertentu.
51.
Comonic Profit
Besarnya
keuntungan yang melebihi normal profit.
52. Common
Stock (Saham Biasa)
Instrument
keuangan yang mencerminkan kepemilikan dan hak suara dalam suatu perseroan
53. Deflasi
Penurunan
tingkat harga yang terjadi secara umum pada suatu kondisi perekonomian.
54.
Demand (Permintaan)
Jumlah
produk yang diinginkan dan mampu dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga dalam
jangka waktu tertentu dengan menganggap factor yang mempengaruhinya
konstan/tetap (ceteris paribus).
55. Demand
Pull Inflation
Inflasi harga
yang diakibatkan oleh kelebihan permintaan daripada persediaan barang yang
ada.
56. Deposito
Berjangka
Dana yang disimpan
di bank dan hanya dapat ditarik kembali setelah suatu jangka waktu
tertentu.
57.
Dependent Variable (Variabel Terikat)
Variable
yang nilainya dipengaruhi variable lain tetapi tidak dapat mempengaruhi
variable lain.
58. Depresi
Periode
berkepanjangan dimana tingkat pengangguran sangat tinggi, tingkat output, dan
investasi yang rendah, penurunan harga, serta kegagalan usaha secara luas.
59. Depresiasi
Mata Uang
Mata uang sebuah
Negara dikatakan didepresi apabila nilainya menurun dibandingkan dengan
mata
uang lainnya.
60. Devaluasi
Penurunan
tingkat nilai resmi mata uang suatu negara dibanding mata uang lainnya atau
dibandingkan emas.
61.
Diminishing Marginal Utility
Setiap
penambahan barang yang sama dan sejenis, akan memberikan tambahan kepuasan
(marginal) yang diperoleh dari penggunaan barang tersebut (utility) dimana
penambahan kepuasan tersebut akan terus menurun nilainya (diminishing).
62.
Diferensiasi Produk
Upaya dari sebuah perusahaan untuk membedakan produknya
dari produk pesaing dalam suatu sifat yang membuatnya lebih diinginkan
63.
Diskriminasi Harga
Menaikkan laba dengan cara menjual barang yang sama
dengan harga berbeda untuk konsumen yang berbeda atas dasar alasan yang tidak
berkaitan dengan biaya
64. Disekuilibrium
Keadaaan
perekonomian negara yang sedang tidak berada dalam kondisi yang seimbang.
65. Disinflasi
Proses suatu
penurunan tingkat inflasi yang tinggi
66. Disposible
Income
Suatu pendapatan
yang sudah siap untuk dibelanjakan.
67.
Economic man (manusia ekonomi)
Konsepsi
tentang seseorang yang benar-benar rasional dimana motivasinya semata-mata
berdasarkan pertimbangan ekonomi.
68.
Economise of Scale (skala ekonomi)
Merupakan fenomena turunnya biaya produksi per unit dari suatu perusahaan yang terjadi bersamaan
dengan meningkatnya jumlah produksi (output).
69. Economies
of Scope
Situasi dimana joint
output dari satu perusahaan
lebih besar dibandingkan dengan output yang akan dicapai oleh dua perusahaan
berbeda yang memproduksi barang yang sama.
70. Ekuilibrium
Keadaan dimana
kesatuan ekonomi berada pada keadaan seimbang, atau kekuatan-kekuatan
yang
mempengaruhi kesatuan ekonomi sedang seimbang.
71. Ekuilibrium
Umum
Keadaan
ekuilibrium bagi perekonomian secara keseluruhan dimana keadaan harga barang
dan jasa sedemikian rupa baik pada keseluruhan pasar.
72.
Eksplisit
Biaya produksi yang harus di keluarkan untuk factor
produksi yang harus di beli dari luar.
73. Elastisitas
Suatu keadaan
yang menggambarkan reaksi dari suatu variabel terhadap perubahan variabel.
74.
Elastisitas Harga dari Permintaan
Derajat
kepekaan / respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut.
Atau bisa dibilang dengan kata lain merupakan perbadingan dengan persentasi
perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di
pasar.
75.
Elastisitas Harga dari Penawaran
Prosentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri.
76. Elastisitas
Permintaan Elastic
Situasi apabila
nilai elastisitas permintaannya lebih dari satu ( x>1 ).
77. Elastisitas
Permintaan Inelastic
Situasi apabila
nilai elastisitas permintaannya lebih kecil dari satu ( x<1 ).
78. Elastisitas
Permintaan Uniter
Situasi
diantara nilai elastisitas permintaan elastic dan permintaan yang inelastic,
yakni elastisitas harganya bernilai satu ( x=1 ).
79.
Engel’s law (Hukum Angel)
Semakin
besar pendapatan seseorang, semakin kecil bagian pendapatannya yang digunakan untuk
konsumsi atau dipergunakan secara langsung.
80.
Equilibrium Quantity
Kuantitas
yang ditawarkan dan kuantitas yang diminta ketika harga telah disesuaikan untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
81.
Expense (ongkos)
Pengeluaran
yang dilakukan untuk manfaat yang telah kita dapat saat ini atau yang lalu.
82.
Expected Rate of Return
Tingkat
pengembalian yang diharapkan atau suatu kemampuan perusahaan menentukan tingkat
investasi yang diharapkan.
83.
Faktor Produksi
Segala sesuatu atau sumber-sumber yang digunakan dalam
suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa secara terus-menerus.
84.
Faktor Penawaran
Penawaran
yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
85. Fungsi
Konsumsi
Fungsi yang
menggambarkan antara jumlah konsumsi dengan pendapatan yang dapat
dibelanjakan.
86. Fungsi
Produksi
Fungsi yang
menyatakan berapa jumlah output maksimum yang dapat dicapai dengan suatu
unit
dan teknologi tertentu.
87.
Fungsi Permintaan
Sebuah fungsi yang menunjukan hubungan antara harga
barang dengan jumlah barang yang diminta oleh masyarakat.
88. Fungsi
Tabungan
Fungsi yang
menggambarkan jumlah tabungan yang ditabung oleh rumah tangga atau Negara
pada
setiap tingkat pendapatan yang tidak digunakan untuk keperluan konsumsi.
89.
Future Value
Besarnya
nilai investasi pada tahun mendatang atau nilai investasi yang diharapkan.
90.
Garis Batas Kemungkinan Produksi
Grafik yang melukiskan rangkaian barang yang dapat
dihasilkan oleh suatu perekonomian
91.
Garis Batas Kemungkinan Utilitas
Grafik yang melukiskan utilitas/kepuasan dari dua
konsumen yang masing-masing diukurkan pada tiap sumbu.
92. GNP
Nominal
Nilai dari
seluruh jasa dan barang jadi yang diproduksi dalam kurun waktu tertentu oleh
suatu
Negara pada pasar.
93. GNP
Potensial
Tingkat GNP
maksimum yang dapat dipertahankan pada suatu tingkat teknologi dan populasi
tertentu.
94. GNP
Rill
GNP nominal yang
telah dikoreksi dengan factor infalsi, yaitu GNP nominal atau deflator GNP.
95. Hiperinflasi
Suatu keadaan
yakni dimana kenaikan harga yang terjadi secara umum, yang tingkat
kenaikannya
lebih besar dari 100%
96.
Hukum
Penawaran
Semakin tinggi harga suatu barang, makain banyak jumlah
barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual.
97.
Hukum Permintaan
Semakin
rendah harga suatu barang, makin banyak permintaan terhadap
barang tersebut, sebaliknya makin tinggi harga barang tersebut maka permintaan
makin sedikit.
98.
Hukum Permintaan Dengan Kemiringan
Negatif
Ketentuan
yang mengatakan bahwa ketika harga barang atau jasa menurun, konsumen akan
lebih banyak membeli barang itu, dengan syarat barang lainnya tidak berubah.
99.
Income Consumption Curve
Kombinasi
produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan maksimum kepada konsumen pada
berbagai tingkat pendapatan.
100.
Implisit
Biaya
produksi yg tidak dikeluarkan tapi tetap dihitung dengan cara taksiran, karena biaya ini
berasal dari penggunaan factor produksi yang di miliki sendiri oleh pengusaha.
101.
Independent
Variable
Variable
yang dapat mempengaruhi nilai variable lain tetapi tidak dapat dipengaruhi oleh
variable lain.
102.
Inflasi
Keadaan
dimana terjadinya kenaikan-kenaikan barang yang bersifat umum dan berlangsung
secara terus menerus.
103.
Inflasi Berat
Suatu keadaan
yakni dimana kenaikan harga yang terjad secara umum, yang tingkat
kenaikannya sebesar 30%-100%
104.
Inflasi di Impor
Suatu keadaan
dimana kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan-kenaikan harga
barang
impor
105.
Inflasi Merayap
Suatu keadaan
dimana kenaikan harga yang lambat yang terjadi secara berkelanjutan
(kontinue)
yang berfocus pada pergerakannya.
106.
Inflasi Terbuka
Suatu keadaan
kenaikan harga, dimana Pemerintah tidak campur tangan langsung untuk
mengendalikan harga yang terjadi.
107.
Inflasi Tertekan
Kenaiakan
harga-harga yang tidak berjalan sewajarnya dikarenakan Pemerintah membuat
peraturan dan perundang-undangan untuk menyekat kenaikan harga yang terjadi.
108.
Inflasi Ringan
Suatu keadaan
yakni dimana kenaikan harga yang terjadi secara umum, yang tingkat
kenaikannya sebesar 0%-10%
109.
Inflasi Sedang
Suatu keadaan
yakni dimana kenaikan harga yang terjadi secara umum, yang tingkat
kenaikannya sebesar 10%-30%
110.
Inventory (Persediaan)
Suatu aktiva
yang berwujud yakni berupa barang atau yang disebut persediaan, yang juga
merupakan suatu investasi fisik yang berupa barang produksi.
111.
Internal Rate of Return (IRR)
Nilai tingakat
pengembalian investasi yang dihitung pada saat NPV=0
112.
Kebijakan Fiskal
Penggunaan
kegiatan menaikan pendapatan dan kegiatan pengeluaran yang dilakukan
Pemerintah
dalam usahanya untuk mempengaruhi variabel makro seperti GNP dan lapangan
kerja.
113.
Kebijakan Makro Ekonomi
Langkah-langkah
Pemerintah bertujuan untuk mempengaruhi keseluruhan perekonomian
dengan tujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan ekonomi, menghindari inflasi,
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh dan mengkukuhkan kedudukan sektor
luar
negeri.
114.
Kebijakan Moneter
Langkah yang
dilakukan Pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan suku bunga, guna
mengatasi masalah keuangan Negara.
115.
Kebijakan Penstabilan Ekonomi
Langkah-langkah
pemerintah yang dilakukan untuk mempengaruhi tingkat kegiatan
keseluruhan ekonomi yang tujuannya untuk mengatasi masalah pengangguran, mempercepat
pertumbuhan dan menghindari inflasi.
116.
Keseimbangan Pasar
Suatu
kondisi pasar yang menunjukan pada tingkat harga tertentu jumlah
barang yg diminta sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan
117.
Keseimbangan Pendapatan Nasional Ekonomi 2 Sektor
Keadaan yang
berlaku dalam ekonomi dua sektor dimana pengeluaran agregrat sama dengan
penerimaan agregrat (Y=C+I).
118.
Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor
Keadaan ekonomi
dimana pengeluaran agregrat yang berlaku dalam ekonomi tiga sektor
adalah sama
dengan penerimaan agregrat atau pendapatan nasional, rumusnya Y=C+I+G.
119.
Kuota Impor
Batas yang
ditetapkan oleh Pemerintah mengenai kuantitas komoditi asing yang masuk ke
negeri itu selama periode tertentu.
120.
Kurva Indeferen
Kurva yang
menggambarkan semua kombinasi 2 komoditi yang memberikan sejumlah
keputusan
yang sama.
121.
Kurs
Menunjukkan
banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit
valuta asing tertentu.
122.
Kurva Isocost
Kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi pembelian dua input variabel dan modal
dengan menggunakan jumlah anggaran yang sama.
123.
Kurva Isoquan
Kurva
yang menghubungkan titik-titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat
output yang sama.
124.
Kurva Perrmintaan Agregrat (AD)
Kurva yang
menggambarkan tentang hubungan antara jumlah total output yang akan diminta
dengan tingkat harga outputnya.
125.
Kurva Penawaran Agregrat (AS)
Kurva yang
menggambarkan tentang hubungan antara jumlah total output yang akan
diproduksi
dengan tingkat harga outputnya.
126.
Kurva Philips
Kurva yang
menunjukkan hubungan diantara kenaikan upah atau kenaikan harga dengan
tingkat
pengangguran dalam ekonomi pada suatu jangka waktu tertentu.
127.
Kurva Permintaan
Kurva yang
menggambarkan hubungan antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli
selama periode waktu tertentu dengan harga komoditi tersebut.
128.
Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang
Grafik
dari biaya rata-rata minimum untuk menghasilkan suatu komoditi pada tiap
tingkat produksi dengan asumsi tingkat teknologi dan harga-harga masukan
diketahui, sedangkan produsen bebas memilih besar optimal pabriknya.
129.
Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Pendek
Grafik
dari biaya rata-rata minimum untuk menghasilkan suatu komoditi pada tiap
tingkat produksi, berdasarkan teknologi dan harga masukan dari pabrik yang ada.
130.
Kurva Marginal Efficiency of Investment
Kurva yang
menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi.
131.
Laba yang Dibagikan
Laba yang
dibayarkan kepada pemilik saham
132.
Labour/Tenaga Kerja
Suatu faktor
produksi yang terdiri dari semua konstribusi fisik dan mental yang disediakan
oleh seseorang atau sekelompok orang.
133.
Land/Tanah
Faktor produksi
yang terdiri dari semua pemberian alam termasuk bahan mentah dan “tanah”
itu
sendiri menurut pengertian konvensionalnya.
134.
Law of Diminishing Return
Sebuah hukum dalam ekonomi yang menjelaskan tentang
proporsi input yang tepat untuk mendapatkan output maksimal
135.
Likuiditas
Tingkat
kemudahan dan kepastian suatu harta untuk dicairkan menjadi alat tukar dalam
sistem ekonomi.
136.
Lompang Deflasi
Perbedaan antara
pengeluaran agregrat yang perlu dicapai agar perekonomian dapat
mencapai kesempatan kerja penuh dengan pengeluaran agregrat yang sebenarnjya tercapai
pada kesempatan kerja penuh
137.
Marginal Cost/ Biaya Marginal
Keniakan dari
total biaya akibat peningkatan produksi 1 unit barang.
138.
Marginal Product
Prubahan
kuantitas total output yang diakibatkan oleh penggunaan tambahan 1 unit faktor
produksi.
139.
Marginal Propensity to Consume (MPC)
Kecendrungan
marginal dalam mengkonsumsi atau perubahan konsumsi dibagi dengan
perubahan
pendapatan disposibel.
140.
Marginal Propensity to Saving (MPS)
Kecendrungan
marginal untuk menabung atau perubahan tabungan yang diakibatkan oleh perubahan
dalm pendapatan disposibel, tingkat perubahan tabungan dibagi dengan pendapatan
disposible.
141.
Marginal Revenue (Pendapatan Marginal)
Perubahan total
penghasilan perusahaan yang diakibatkan oleh penambahan 1 unit penjualan.
142.
Market (Pasar)
Tempat
berlangsungnya negosiasi pertukaran komoditi antara penjual dan pembeli.
143.
Market Failure (Kegagalan Pasar)
Kegagalan sistem
pasar bebas untuk mencapai efisiensi alokatif yang optimal atau untuk
mencapai
tujuan sosial, karena timbulnya eksternalitas, gangguan pasar atau
ketidaksempurnaan pasar.
144.
Markup
Jumlah yang
ditambahkan pada biaya untuk menentukan harga.
145.
Microeconomic
Studi tentang
alokasi sumber-sumber dan distribusi pendapatan yang keduanya dipengaruhi
oleh
berkerjanya sistem, serta kebijakan pemerintah.
146.
Modal
Faktor produksi
yang terdiri dari semua perlengkapan pabrik untuk proses produksi
selanjutnya.
147.
Modal Ekuitas
Dana yang
disediakan oleh para pemilik perusahaan yang pengembaliannya pada laba yang
dihasilkan perusahaan.
148.
Monetary Policy
Tindakan untuk
mempengaruhi perekonomian dengan menggunkan beberapa instrumen atau
variabel
moneter, seperti kuantitas uang dan suku bunga.
149.
Money
Setiap benda
yang dapat dipergunakan dan umumnya diterima sebagai alat pembayaran/
pertukaran.
150.
Money Supply/ Jumlah Uang Beredar
Total kuantitas
uang dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu.
151.
Multiplayer
Angka yang menunjukkan sejauh mana pendapatan
nasional akan berubah efek dari perubahan dalam pengeluaran agregrat.
152.
Nasional Debt (Hutang Nasional/ Hutang Negara)
Volume hutang
yang dimiliki pemerintah pusat yang sedang berjalan/ volume hutang yang
dimiliki oleh suatu negara.
153.
National Income/ Pendapatan Nasional
Nilai total
output dan nilai pendapatan yang ditimbulkan oleh produksi output tersebut.
154.
Neraca
Laporan keuangan
yang menunjukkan kekayaan perusahaan dan kewajiban terhadap
kekayaan pada saat
tertentu.
155.
Neraca Modal
Bagian dari
neraca pembayaran yang mencatat pembayaran atau penerimaan yang timbul dari
impor dan ekspor modal keuangan jangka panjang dan jangka pendek.
156.
Neraca Pembayaran
Suatu
ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari
negara-negara lain ke dalam negeri dan dari dalam negeri ke negara-negara lain
dalam satu tahun tertentu.
157.
Network Capital/ Modal Kerja
Modal yang
diinvestasikan dalam aktiva lancar.
158.
Net Present Value (NPV)
Selisih nilai
sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih.
159.
Nilai Tukar
Harga
mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang saing lainnya yang dapat
dibeli atau dijual.
160.
Nilai Uang
Kemampuan dari
seunit uang untuk memperoleh barang atau jasa.
161.
Oligopoly
Struktur pasar
yang industrinya di dominasi oleh sejumlah kecil perusahaan yang saling
bersaing.
162.
Open Market Operations/ Operasi Pasar Terbuka
Sistem dimana
pembelian dan penjualan surat-surat berharga oleh Bank Sentral di pasar
terbuka.
163.
Oportunity Cost/ Biaya Kesempatan
Biaya penggunaan
sumber daya untuk tujuan tertentu, yang diukur oleh manfaat yang
diberikan dari
tidak diguinkannya sumber-sumber tersebut dalam aalternatif penggunaan yang
baik.
164.
Output
Barang-barang
dan jasa yang dihasilkan dari suatu kegiatan proses produksi.
165.
Pajak
Pungutan yang
diekanakan pemerintah atas keuntungan perusahaan, pendapatan individu,
dan
nilai jual suatu barang termasuk barang yang di ekspor dan di impor.
166.
Pajak Cukai
Pajak atas
penjualan suatu komoditi tertentu.
167.
Pajak Langsung
Pajak yang
secara langsung dipungut dari pembayar pajak atau dari wajib pajak.
168.
Pajak Progresif
Pajak yang presentasenya semakin tinggi apabila
pendapatannya semakin tinggi.
169.
Pajak Proporsional
Pajak yang
persentasenya tetap pada berbagai tingkat pendapatan.
170.
Pajak Regresif
Pajak yang
presentasenya menurun apabila pendapatannya menigkat.
171.
Pajak Tidak Langsung
Pajak (pungutan)
pemerintah yang dikenakan atas barang dan jasa ketika barang tersebut
dijual
kepada pihak lain seperti konsumen, atau diimpor dari luar negeri.
172.
Pasar Faktor Produksi
Pasar dimana
terjadinya (tempat) output barang dan jasa dijual.
173.
Payback Period
Waktu yang dibutuhkan
agar investasi yang direncanakan dapat dikendalikan atau yang
disebut periode
pulang pokok.
174.
Penanam Modal
Seseorang atau
suatu badan yang berinvestasi pada suatu perusahaan ataupun badan lain
dengan
menggunakan modalnya sendiri atau dana yang dipinjamnya untuk mengembangkan
kegiatan memproduksi barang atau jasa.
175.
Pendapatan Nasional Bruto
Nilai barang dan
jasa yang dihitung dalam pendapatan nsaional hanyalah barang dan jasa
yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara dari
negara yang
pendapatan nasionalnya dihitung.
176.
Penawaran Uang
Jumlah uang yang
terdapat dalam perekonomian dan terdiri dari uang dalam peredaran dan
tabungan
giral dan yang disebut sebagai M1.
177.
Pengangguran
Suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja yang ingin
mendapatkan
pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
178.
Pengangguran Siklus
Pengangguran
yang terjadi sikarenakan kelebihan pengangguran friksional dan
pengangguran structural.
179.
Pengangguran Friksional
Pengangguran
yang sidebabkan bahwa kenyataan untuk berpindah dari suatu pekerjaan ke
pekerjaan lainnya yang memerlukan waktu.
180.
Perbelanjaan Agregrat
Perbelanjaan
yang dilakukan dalam perekonomian pada suatu periode tertentu (dalam satu
tahun) pada berbagai tingkat pendapatan negara.
181.
Pendapatan
Penungkatan
jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul pada suatu periode
akuntansi.
182.
Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan
kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu dan menyebabkan
pendapatan
nasional rill semakin berkembang.
183.
Produktivitas
Rasio
perbandingan hasil produksi dengan masukkanya.
184.
Produk Domestic Bruto / PDB
Nilai seluruh
barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh siapapun di dalam wilayah teritorial
suatu negara selama periode waktu 1 tahun.
185.
Produk Nasional Bruto/ PNB
Nilai seluruh
barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara selama
periode
waktu 1 tahun.
186.
Produksi
Tindakan yang
dilakukan untuk menghasilkan komoditi baik barang maupun jasa.
187.
Rekening Giro
Simpanan di bank
yang sewaktu-waktu dapat ditarik sesuati permintaan dan dapat dipindah
bukukan
dengan menggunakan cek.
188.
Rate of Inflation (Laju Inflasi)
Tingkat
presentase kenaiakan dalam beberapa indeks harga, dari 1 periode ke periode
lainnya.
189.
Relative Price (Harga Relatif)
Rasio harga nominal
suatu komoditi terhadap harga nominal komoditi lainnya yaitu rasio dari
2 harga
mutlak.
190.
Rentabilitas Ekonomi
Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan seluruh modal yang
dimiliki.
191.
Saham
Kepemilikan atau
surat kepemilikan atas suatu/ sebuah perusahaan.
192.
Saham Preferen
Suatu bentuk
saham yang memiliki keistimewaan dari saham biasa yaitu memperoleh
jumlah maksimum deviden yang tetap yakni bisa melalui pemungutan suara ataupun tidak.
193.
Stockholders (Pemilik Saham)
Para pemilik
sebuah perusahaan yang memberikan dananya melalui pembelian saham-saham
perusahaan tersebut.
194.
Stock Market (Bursa Saham)
Suatu pasar yang
terorganisasi tempat saham serta obligasi yang diperjualbelikan.
195.
Substitusi
Dua komoditi
yang dapat saling menggantikan satu sam lainnya bila keduanya memenuhi
kebutuhan/ keinginan bersama dimana dalam subsitusi ini besarnya elastisitas
silang positif
terwujud.
196.
Saham Biasa
Bentuk
penyertaan modal yang mengandung hak suara, kekayaan bersih dan laba
perusahaan,
namun presentasenya tidak sebesar pemegang saham preferen (tidak
memiliki hak istimewa
dalam pembagian devidennya.
197.
Sertifikat Deposito
Deposito
berjangka yang dapat dinegosiasikan dan
mempunyai suku bunga yang lebih tinggi
daripada deposito berjangka biasa.
198. Skala Ekonomi
Penurunan biaya
per unit output yang dihasilkan dari suatu ekspektasi output.
199.
Suku Bunga
Persentase
pendapatan yang diterima oleh para penabung dari tabungan uang yang
disisihkannya.
200.
Subsidi
Bantuan dalam
bentuk barang atau uang kepada produsen ataupun konsumen untuk
mengurangi biaya
produksi atau untuk mengendalikan harga.