TUGAS PEREKONOMIAN 2
1.
Bagaimana
Kebijaksanaan Perekonomian Indonesia selama era reformasi ?
Pada
masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai dengan adanya krisis
moneter yang berlanjut menjadi krisis
ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan.
Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk
tahun 1998 dimana inflasi sudah diperhitungkan namun laju inflasi masih cukup
tinggi yaitu sekitar 100%. Pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mengalami
pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999. Untuk
mengetahui kebijaksanaan yang dilakukan pada era/masa reformasi dibawah ini
adalah penjelasannya:
Era Reformasi
(1998-sekarang)
A. Indonesia pada Masa Pemerintahan Presiden BJ.Habibie
Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa
reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang
ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas
politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada
tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan.
Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus
dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan
ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah.
Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di
mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
§ Kebijakan- kebijakan pada masa
pemerintahan B.J. Habibie:
1.
Membentuk Kabinet Reformasi
Pembangunan
Dibentuk tanggal 22
Mei 1998, dengan jumlah menteri 16 orang yang merupakan perwakilan dari Golkar,
PPP, dan PDI.
2.
Mengadakan reformasi dalam bidang
politik
Habibie berusaha
menciptakan politik yang transparan, mengadakan pemilu yang bebas, rahasia,
jujur, adil, membebaskan tahanan politik, dan mencabut larangan berdirinya
Serikat Buruh Independen.
3.
Kebebasan menyampaikan pendapat.
Kebebasan menyampaikan pendapat diberikan asal tetap berpedoman pada aturan yang ada yaitu UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.
Kebebasan menyampaikan pendapat diberikan asal tetap berpedoman pada aturan yang ada yaitu UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.
4.
Refomasi dalam bidang hukum
Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan berwibawa, dan instansi peradilan yang independen. Pada masa orde baru, hukum hanya berlaku pada rakyat kecil saja dan penguasa kebal hukum sehingga sulit bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan keadilan bila berhubungan dengan penguasa.
Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan berwibawa, dan instansi peradilan yang independen. Pada masa orde baru, hukum hanya berlaku pada rakyat kecil saja dan penguasa kebal hukum sehingga sulit bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan keadilan bila berhubungan dengan penguasa.
5.
Mengatasi masalah dwifungsi ABRI
Jendral TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara bertahap sesuai dengan tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur dari area politik dan akan memusatkan perhatian pada pertahanan negara. Anggota yang masih menduduki jabatan birokrasi diperintahkan untuk memilih kembali kesatuan ABRI atau pensiun dari militer untuk berkarier di sipil. Dari hal tersebut, keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin berkurang dan akhirnya ditiadakan.
Jendral TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara bertahap sesuai dengan tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur dari area politik dan akan memusatkan perhatian pada pertahanan negara. Anggota yang masih menduduki jabatan birokrasi diperintahkan untuk memilih kembali kesatuan ABRI atau pensiun dari militer untuk berkarier di sipil. Dari hal tersebut, keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin berkurang dan akhirnya ditiadakan.
6.
Mengadakan sidang istimewa
Sidang tanggal 10-13 November 1998 yang diadakan MPR berhasil menetapkan 12 ketetapan.
Sidang tanggal 10-13 November 1998 yang diadakan MPR berhasil menetapkan 12 ketetapan.
7.
Mengadakan pemilu tahun 1999
Pelaksanaan pemilu dilakukan dengan asas LUBER (langsung, bebas, rahasia) dan JURDIL (jujur dan adil).
Pelaksanaan pemilu dilakukan dengan asas LUBER (langsung, bebas, rahasia) dan JURDIL (jujur dan adil).
§ Masalah yang ada:
Ditolaknya pertanggung jawaban Presiden Habibie yang disampaikan pada
sidang umum MPR tahun1999 sehingga beliau merasa bahwa kesempatan untuk
mencalonkan diri sebagai presiden lagi sangat kecil dan kemudian dirinya tidak
mencalonkan diri pada pemilu yang dilaksanakan.
B. Indonesia
pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid:
§ Kebijakan-kebijakan pada masa
Gus Dur:
- Meneruskan kehidupan yang demokratis seperti pemerintahan sebelumnya (memberikan kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan kembali penyelenggaraan budaya tiong hua).
- Merestrukturisasi lembaga pemerintahan seperti menghapus departemen yang dianggapnya tidak efesien (menghilangkan departemen penerangan dan sosial untuk mengurangi pengeluaran anggaran, membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional).
- Ingin memanfaatkan jabatannya sebagai Panglima Tertinggi dalam militer dengan mencopot Kapolri yang tidak sejalan dengan keinginan Gus Dur.
§ Masalah yang ada:
·
Gus Dur tidak mampu menjalin
hubungan yang harmonis dengan TNI-Polri.
·
Masalah dana non-budgeter Bulog
dan Bruneigate yang dipermasalahkan oleh anggota DPR.
·
Dekrit Gus Dur tanggal 22 Juli
2001 yang berisikan pembaharuan DPR dan MPR serta pembubaran Golkar. Hal
tersebut tidak mendapat dukungan dari TNI, Polri dan partai politik serta
masyarakat sehingga dekrit tersebut malah mempercepat kejatuhannya. Dan sidang
istimewa 23 Juli 2001 menuntutnya diturunkan dari jabatan.
C. Indonesia pada
Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri:
Masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri masalah-masalah
yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk
mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain:
a)
Meminta
penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club
ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
b)
Kebijakan
privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode
krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi
kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu
berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan
ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke
perusahaan asing.
c)
Di masa ini
juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum
ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi
membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia,
dan mengganggu jalannya pembangunan nasional.
§ Kebijakan-kebijakan lain pada
masa Megawati:
·
Memilih dan Menetapkan
Ditempuh dengan meningkatkan kerukunan antar elemen bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan. Upaya ini terganggu karena peristiwa Bom Bali yang mengakibatkan kepercayaan dunia internasional berkurang.
Ditempuh dengan meningkatkan kerukunan antar elemen bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan. Upaya ini terganggu karena peristiwa Bom Bali yang mengakibatkan kepercayaan dunia internasional berkurang.
·
Membangun tatanan politik yang
baru
Diwujudkan dengan dikeluarkannya UU tentang pemilu, susunan dan kedudukan MPR/DPR, dan pemilihan presiden dan wapres.
Diwujudkan dengan dikeluarkannya UU tentang pemilu, susunan dan kedudukan MPR/DPR, dan pemilihan presiden dan wapres.
·
Menjaga keutuhan NKRI
Setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI ditindak tegas seperti kasus Aceh, Ambon, Papua, Poso. Hal tersebut diberikan perhatian khusus karena peristiwa lepasnya Timor Timur dari RI.
Setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI ditindak tegas seperti kasus Aceh, Ambon, Papua, Poso. Hal tersebut diberikan perhatian khusus karena peristiwa lepasnya Timor Timur dari RI.
·
Melanjutkan amandemen UUD 1945
Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman.
Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman.
·
Meluruskan otonomi daerah
Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbulkan penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan otonomi daerah. Karena itu, pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap daerah-daerah.
Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbulkan penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan otonomi daerah. Karena itu, pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap daerah-daerah.
§ Masalah yang ada:
Tidak ada masalah
yang berarti dalam masa pemerintahan Megawati kecuali peristiwa Bom Bali dan
perebutan pulan Ligitan dan Sipadan.
D. Indonesia pada Masa pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono:
Pada masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kebijakan kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah
mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan
ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM
dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang
mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni
Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak
sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah
sosial.
Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salahsatunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salahsatunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
§ Kebijakan-kebijakan lain yang
dilakukan pada masa SBY:
• Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.
• Konversi minyak tanah ke gas.
• Pembayaran utang secara bertahap kepada badan PBB.
• Buy back saham BUMN
• Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil.
• Memudahkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
• Meningkatkan sektor pariswisata dengan mencanangkan “Visit Indonesia 2008″.
• Pemberian bibit unggul pada petani.
• Pemberantasan korupsi melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
• Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.
• Konversi minyak tanah ke gas.
• Pembayaran utang secara bertahap kepada badan PBB.
• Buy back saham BUMN
• Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil.
• Memudahkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
• Meningkatkan sektor pariswisata dengan mencanangkan “Visit Indonesia 2008″.
• Pemberian bibit unggul pada petani.
• Pemberantasan korupsi melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
§ Masalah yang ada:
1. Masalah pembangunan ekonomi yang ala kadarnya sangat memperihatinkan
karena tidak tampak strategi yang bisa membuat perekonomian Indonesia kembali
bergairah. Angka pengangguran dan kemiskinan tetap tinggi.
2. Penanganan bencana alam yang datang bertubi-tubi berjalan lambat dan
sangat tidak profesional. Bisa dipahami bahwa bencana datang tidak diundang dan
terjadi begitu cepat sehingga korban kematian dan materi tidak terhindarkan.
Satu-satunya unit pemerintah yang tampak efisien adalah Badan Sar Nasional yang
saat inipun terlihat kedodoran karena sumber daya yang terbatas. Sementara itu,
pembentukan komisi dll hanya menjadi pemborosan yang luar biasa.
3. Masalah kepemimpinan SBY dan JK yang sangat memperihatinkan. SBY yang
‘sok’ kalem dan berwibawa dikhawatirkan berhati pengecut dan selalu cari aman,
sedangkan JK yang sok profesional dikhawatirkan penuh tipu muslihat dan agenda
kepentingan kelompok. Rakyat Indonesia sudah melihat dan memahami hal tersebut.
Selain itu, ketidakkompakan anggota kabinet menjadi nilai negatif yang besar.
4. Masalah politik dan keamanan cukup stabil dan tampak konsolidasi
demokrasi dan keberhasilan pilkada Aceh menjadi catatan prestasi. Namun,
potensi demokrasi ini belum menghasilkan sistem yang pro-rakyat dan mampu
memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia. Tetapi malah mengubah arah demokrasi
bukan untuk rakyat melainkan untuk kekuatan kelompok.
5. Masalah korupsi. Mulai dari dasar hukumnya sampai proses peradilan,
terjadi perdebatan yang semakin mempersulit pembersihan Republik Indonesia dari
koruptor-koruptor perampok kekayaan bangsa Indonesia. Misalnya pernyataan JK
yang menganggap upaya pemberantasan korupsi mulai terasa menghambat
pembangunan.
6. Masalah politik luar negeri. Indonesia terjebak dalam politk luar
negeri ‘Pahlawan Kesiangan’. Dalam kasus Nuklir Korea Utara dan dalam
kasus-kasus di Timur Tengah, utusan khusus tidak melakukan apa-apa. Indonesia
juga sangat sulit bergerak diantara kepentingan Arab Saudi dan Iran. Selain
itu, ikut serta dalam masalah Irak jelas merupakan dikte Amerika Serikat yang
diamini oleh korps Deplu. Juga desakan peranan Indonesia dalam urusan dalam
negeri Myanmar akan semakin menyulitkan Indonesia di masa mendatang.
Singkatnya, Indonesia bukan lagi negara yang bebas dan aktif karena lebih
condong ke Amerika Serikat.
7. Pada
pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF
sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi
mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negri. Namun
wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya
laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan
jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi
39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal,
antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat
kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector
riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi
pemerintahan terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja
Negara dan daya serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu
sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain
pihak, kondisi dalam negeri masih kurang kondusif.
v Dampak reformasi bagi rakyat
Indonesia:
a) Pemerintahan orde baru jatuh dan muncul era reformasi. Namun reformasi
dan keterbukaan tidak diikuti dengan suasana tenang, aman, dan tentram dalam
kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Konflik antar kelompok etnis bermunculan
di berbagai daerah seperti Kalimantan Barat. Konflik tersebut dilatarbelakangi
oleh masalah-masalah sosial, ekonomi dan agama.
b) Rakyat sulit membedakan apakah sang pejabat bertindak sebagai eksekutif
atau pimpinan partai politik karena adanya perangkapan jabatan yang membuat
pejabat bersangkutan tidak dapat berkonsentrasi penuh pada jabatan publik yang
diembannya.
c) Banyak kasus muncul ke permukaan yang berkaitan dengan pemberian batas
yang tegas pada teritorial masing-masing wilayah, seperti penerapan otonomi pengelolaan
wilayah pengairan.
d) Pemerintah tidak lagi otoriter dan terjadi demokratisasi di bidang
politik (misalnya: munculnya parpol-parpol baru), ekonomi (misalnya: munculnya
badan-badan umum milik swasta, tidak lagi melulu milik negara), dan sosial
(misalnya: rakyat berhak memberikan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah).
e) Peranan militer di dalam bidang politik pemerintahan terus dikurangi
(sejak 2004, wakil militer di MPR/DPR dihapus).
v
Latar belakang munculnya reformasi:
A. Bidang Politik
Munculnya
reformasi di bidang politik disebabkan oleh adanya KKN, ketidakadilan dalam
bidang hukum, pemerintahan orde baru yang otoriter (tidak demokratis) dan
tertutup, besarnya peranan militer dalam orde baru, adanya 5 paket UU serta
munculnya demo mahasiswa yang menginginkan pembaharuan di segala bidang.
B. Bidang ekonomi
Munculnya reformasi di bidang ekonomi disebabkan oleh adanya sistem
monopoli di bidang perdagangan, jasa, dan usaha. Pada masa orde baru,
orang-orang yang dekat dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas dan
kesempatan, bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan usahanya.
Selain itu juga disebabkan oleh krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup sehingga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan.
Hal-hal tersebut membuat perlu dilakukannya tindakan-tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasinya.
Selain itu juga disebabkan oleh krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup sehingga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan.
Hal-hal tersebut membuat perlu dilakukannya tindakan-tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasinya.
C. Bidang sosial
Krisis
ekonomi dan politik pada masa pemerintahan orde baru berdampak pada kehidupan
sosial di Indonesia. Muncul peristiwa pembunuhan dukun santet di Situbondo,
perang saudara di Ambon, peristiwa Sampit, beredar luasnya narkoba,
meningkatnya kejahatan, pembunuhan, pelacuran. Hal tersebut membuat
diperlukannya tindakan yang cepat dan tepat.
Daftar Referensi:
·
Adypato. (2010). Kondisi ekonomi
indonesia pada masa orde baru. Retrieved from http://adypato.wordpress.com/2010/06/16/kondisi-ekonomi-indonesia-pada-masa-orde-baru//
diunduh pada tanggal 12 Maret2012.
·
Boediono, Dr. (1994). Ekonomi
Internasional Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
·
Dani. (2010). Masa
Reformasi. Retrieved from http://dani.blog.fisip.uns.ac.id/2011/05/09/masa-reformasi/
diunduh pada tanggal 15 Maret 2012.
·
Gilasro, T. Drs. (1991). Pengantar ilmu ekonomi bagian makro. Yogyakatra: Kanisius
·
Gunadarma. Modul
perekonomian indonesia bab 6 peran sektor luar negeri pada perekonomian
indonesia. Retrieved from http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab6-peran_sektor_luar_negeri_pada_perekonomian_indonesia.pdf
diunduh pada tanggal 12 Maret 2012.
·
Gunadarma. Modul
perekonomian indonesia bab 7 kebijaksanaan pemerintah. Retrieved from http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab7-kebijaksanaan_pemerintah.pdf.
diunduh pada tanggal 15 Maret 2012.
·
Mukhyi, M. A. (2011). Kebijakan-kebijakan
pemerintah. Dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma diunduh pada
tanggal 12 Maret 2012.
·
Sjahrir, Dr. (1995). Moneter,
Perkreditan dan Neraca Pembayaran Persoalan Ekonomi Indoensia. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
·
Subandi, Dr, M.M. (2007).
Sistem Perekonomian Indonesia.
Bandung: Alfabeta.
·
Tamburan, Tulus T,H., Dr. (1996) Perekonomian
Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
·
Tambunan, Tulus T.H., Dr. (2001). Perekonomian
Indonesia Teori dan temuan
Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.
·
Wartawarga, Gunadarma. (2011). Sejarah Ekonomi Indonesia (Orde lama-Era
Reformasi). Retrieved
from http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/sejarah-ekonomi-indonesia-orde-lama-era-reformasi-2/
diunduh pada tanggal 12 Maret 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar