Kamis, 14 Juni 2012

Pengangguran


1.1  Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah, SMP, SMA, Mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Definisi pengangguran menurut para ahli :ü  Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka. ü  Dumairy, pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan.

1.2  Bentuk Pengangguran
Pengangguran dibagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya :
a.      Pengangguran Terbuka.
Yaitu pengangguran baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (meraka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan).
b.      Setengah menganggur.
Yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan. Yang dikatakan setengah menganggur adalah apabila pelaku ekonomi bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja yang mempunyai masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur karena ada kalanya mereka bekerja dan ada kalanya mereka menganggur.
c.       Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh.
Yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran.
d.      Tenaga kerja yang lemah.
Yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
e.       Tenaga kerja yang produktif.
Yaitu mereka yang mampu bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.
f.       Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi wujud di sektor pertanian atau jasa.  Yang dikatakan pengangguran tersembunyi adalah kelebihan tenaga kerja yang tersedia dibandingkan dengan permintaan akan tenaga kerja tersebut. Contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar dan mengerjakan luas tanah yang kecil.
g.       Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini biasanya terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada umumnya musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Sebaliknya pada musim kemarau, petani tidak dapat mengerjakan tanahnya. Disamping itu umumnya para petani tidak begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan menuai. Pengangguran seperti ini yang disebut dengan pengangguran bermusim.

1.3  Jenis Pengangguran

1.3.1  Berdasarkan sebabnya :
a)  Pengangguran Normal atau Friksional
Pengangguran normal atau Friksional pengangguran sebanya dua atau tiga persen dari tenaga kerja. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik.
b) Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran adalah pengangguran yang disebabkan yang tidak selalu berkembang dengan teguh dimana ada kalanya pengeluaran agregat tinggi yang menyebabkan inflasi dan ada kalanya pengeluaran agregat rendah yang menyebabkan perusahaan – perusahaan menderita kerugian akibat barang dan jasa yang mereka hasilkan lebih banyak dibandingkan permintaan. Kemudian biasanya untuk menutupi kemunduran ini, perusahaan mengurangi tenaga kerja.
c)  Pengangguran Struktural
Pengangguran adalah pengangguran yang disebabkan karena perubahan struktur kegiatan ekonomi. Hal ini disebabkan karena tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemunduran ini disebabkan karena banyak faktor, salah satunya akibat biaya pengeluaran yang sangat tinggi dan tidak mampu bersaing. Maka dari itu untuk menghadapi itu semua, dilakukan perubahan struktur dimana ada sebagian tenaga kerja yang tidak dibutuhkan akibat perubahan ini.
d)  Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan akibat penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia, alias adanya perpindahan pengalihan menggunakan teknologi dari biasanya menggunakan tenaga manusia. Hal ini disebabkan karena penggunaan tekonolgi dapat menguntungkan perusahaan karena terkesan lebih produktif dan biaya yang dikeluarkannya hanya satu kali untuk jangka waktu yang panjang. Lalu pengangguran seperti disebut sebagai pengangguran akibat teknologi.
e)  Pengangguran Musiman
Yakni pada keadaan dimana adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seorang harus menganggur.

1.4   Penyebab – Penyebab Pengangguran
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat.  Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual barang dan jasa yang mereka produksikan. Semakin besar permintaan, maka akan semakin banyak barang dan jasa yang akan mereka produksikan. Kenaikan produksi yang mereka lakukan akan menambah kenaikan tanaga kerja. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja ; semakin tinggi pendapatan nasional, maka akan semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan dalam perekonomian.
Ini berarti apabila pendapatan nasional rendah, artinya pengeluaran agragat menjadi rendah, maka proses memproduksi barang akan menurun, dan hasilnya para pengusaha akan mengurangi tingkat penggunaan tenaga kerja. Dengan kata lain, terjadi pengangguran akibat pengurangan penggunaan tenaga kerja. Jadi kekurangan permintaan agregat ini atau kekurangan pengeluaran agregat, adalah faktor utama yang menimbulkan pengangguran. Disamping, ada faktor – faktor lain yang menimbulkan pengangguran, yakni ;
1.    Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik
2.    Pengusaha menggunakan teknologi sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja
3.    Ketidaksesuaian keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri – industri.

1.5    Cara Mengatasi Pengangguran
Sama halnya dengan inflasi, penggunaan ketiga bentuk kebijakan pemerintah perlu dilakukan untuk meningkatkan keefektifannya. Bentuk masing – masing kebijakan tersebut untuk mengatasi inflasi dan pengangguran. Berikut kebijakan  pemerintah untuk mengatasi masalah  pengangguran :
a)      Kebijakan Fiskal
Mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah. Sesuai dengan konsepnya, pengangguran disebabkan karena kekurangan pengeluaran agregat. kekurangan pengeluaran agregat ini terjadi akibat pendapatan pelaku ekonomi menjadi menurun. Penurunan  pendapatan ini membuat pelaku ekonomi menjadi mengurangi konsumsi akan barang dan jasa. Kurangnya konsumsi akan barang dan jasa ini yang disebut dengan kurangnya pengeluaran agregat. Maka dari itu, pemerintah membuat suatu kebijakan fiskal untuk mengurangi pajak. Dengan cara mengurangi pajak ini berarti mengurangi beban tetap setiap pelaku ekonomi. Kemudian, dengan berkurangnya beban ini, hasilnya pelaku ekonomi masih memiliki anggaran untuk mengkonsumsi barang dan jasa atau bisa dikatakan bahwa pengeluaran agregat akan stabil sperti sedia kala.
Selanjutnya kebijakan fiskal pemerintah yang kedua yakni menambah pengeluaran pemerintah. Dengan ditambahnya pengeluaran pemerintah ini dapat melancarkan distribusi uang dan hasilnya akan meningkatkan pendapatan pelaku ekonomi. Bertambahnya pendapatan, maka akan bertambahnya pengeluaran agregat.
b)      Kebijakan Moneter
Kebijakan untuk menambah penawaran uang, mengurangi/ menurunkan suku bunga, dan menyediakan kredit khusus untuk disetor atau kegitan tertentu. Kemudian langkah pemerintah selanjutnya yaitu dengan melakukan kebijakan moneter. Kebijakan moneter pemerintah yang pertama adalah menambah penawaran uang. Penambahan penawaran uang ini akan menstimulus kenaikan pendapatan masyarakat karena jumlah uang yang beredar semakin banyak. Setelah itu, kebijakan moneter pemerintah yang kedua berupa mengurangi/ menurunkan suku bunga. Mengurangi/ menurunkan suku bunga dijadikan langkah pemerintah dikarenakan dengan penurunan suku bunga pelaku ekonomi cenderung tidak ingin menabungkan atau menyimpan uang yang mereka miliki. Sehingga dengan kecenderungan ini, pelaku ekonomi lebih memilih untuk mendistribusikan uangnya yang akan melancarkan kegiatan perekonomian, sehingga pengangguran akan teratasi.
Selanjutnya langkah ketiga dalam kebijakan moneter pemerintah, yakni menyediakan kredit khusus untuk disetor atau kegitan tertentu. Dengan menyediakan kredit khusus untuk disetor atau kegitan tertentu, pelaku ekonomi yang sebelumnya memiliki penurunan pendapatan akan lebih menghemat uang yang mereka miliki dalam kegiatan ekonomi, akibat diadakannya pemberian kredit.
c)      Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan pemerintah segi penawaran akan mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi adminitrasi pemerintahan, memberi subsidi, dan mengurangkan pajak perusahaan dan individu.


DAFTAR REFERENSI:

Raharja, Prathama., dan Manurung, M. (2008). "Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Ketiga". Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
www.dostoc.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar