Akibat Krisis Perekonomian Dunia
Terhadap
Perekonomian Indonesia
- POLA PENULISAN DEDUKTIF
Melambatnya
perekonomian dunia berdampak kepada perekonomian di berbagai negara, tak
terkecuali Indonesia. Keadaan ini membuat nilai tukar mata uang Indonesia (Rupiah)
terhadap dollar Amerika Serikat semakin merosot hingga menyentuh Rp 11.000,00
per USD. Hal ini kemudian mengakibatkan harga-harga komoditas ekspor anjlok
sehingga penerimaan ekspor pun turun. Selain menurunnya ekspor, adanya
perubahan kebijakan moneter di negara adikuasa Amerika Serikat juga ikut
mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Amerika Serikat memperketat likuiditas
global atau memperketat pembiayaan.
Wakil
Presiden Boediono menyebutkan keadaan ekonomi saat ini belum bisa dikatakan
krisis. Hanya saja, ia menghimbau pemerintah pusat dan daerah untuk
meningkatkan pendapatan di sektor pajak, investasi, dan melalukan pengurangan
impor. Boediono juga menghimbau agar penggunaan anggaran pemerintah dilakukan
secara efektif dan efisien. Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan penyerapan
anggaran dengan mempermudah investor untuk berinvestasi dengan mencabut aturan
yang menghambat kemudahan investasi. (Maharani, Shinta. 2013)
Selain
itu, untuk mengatasi masalah ekonomi tersebut Pemerintah melalui Presiden dan
Kementerian terkait mengeluarkan paket kebijakan penyelamatan ekonomi, termasuk
didalamnya kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter.
Nama paket kebijakan tersebut, yakni “Paket Penyelamatan Ekonomi” dengan tujuan
mencegah Rupiah agar tidak terperosok lagi, mengatasi penurunan bursa saham
(IHSG), dan mengupayakan menjaga daya beli masyarakat. Paket kebijakan yang
dikeluarkan terdiri dari paket penyelamatan neraca perdagangan, paket menjaga
pertumbuhan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat, dan paket percepatan
investasi. Paket penyelamatan neraca perdagangan dilakukan dengan mengenakan
bea masuk, menaikkan pajak penjualan bawang mewah (PPnBM), dan penurunan impor
migas. Paket menjaga pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan insentif sektor
industri agar tidak terjadi PHK. Paket guna menjaga daya beli masyarakat
dilakukan oleh Pemerintah yang berkerja sama dengan Bank Indonesia. Sedangkan,
paket percepatan investasi dilakukan dengan merevisi daftar negatif investasi
(DNI) dan penyerderhanaan izin investasi. (Moerti, Wisnoe. 2013)
..................................................................................................................................................................
- POLA PENULISAN INDUKTIF
Beberapa
hari ini nilai tukar mata uang Indonesia, yakni Rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat semakin merosot hingga menyentuh Rp 11.000,00 per USD. Hal ini kemudian mengakibatkan
harga-harga komoditas ekspor anjlok sehingga penerimaan ekspor pun turun.
Selain menurunnya ekspor, adanya perubahan kebijakan moneter di negara adikuasa,
seperti Amerika Serikat juga ikut mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Amerika
Serikat memperketat likuiditas global atau memperketat pembiayaan. Keadaan itu
terjadi karena melambatnya perekonomian dunia, yang berdampak buruk pada
beberapa negara termasuk di Indonesia.
Wakil
Presiden Boediono menanggapi keadaan perekonomian Indonesia dan menghimbau kepada
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar menggunakan anggaran secara
efektif dan efisien. Pemerintah hendaknya lebih dapat meningkatkan penyerapan
anggaran dengan mempermudah investor untuk berinvestasi dengan mencabut aturan
yang menghambat kemudahan investasi. Boediono melanjutkan, pemerintah harus
tetap siaga meskipun keadaan ekonomi Indonesia saat ini belum dapat dikatakan
dalam keadaan kritis. (Maharani, Shinta. 2013)
Pemerintah
kemudian membuat paket kebijakan yang terdiri dari paket penyelamatan neraca
perdagangan, paket menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat,
dan paket percepatan investasi. Paket penyelamatan neraca perdagangan meliputi
penetapan bea masuk, menaikkan pajak penjualan bawang mewah (PPnBM), dan penurunan
impor migas. Paket menjaga pertumbuhan ekonomi ekonomi dilakukan dengan
insentif sektor industri agar tidak terjadi PHK. Paket guna menjaga daya beli
masyarakat dilakukan oleh pemerintah yang berkerja sama dengan Bank Indonesia,
contoh dari paket ini adalah mencegah Rupiah agar tidak terperosok lagi, dan
mengatasi penurunan bursa saham (IHSG). Sedangkan, paket percepatan investasi meliputi
revisi daftar negatif investasi (DNI) dan penyerderhanaan izin investasi. Semua
paket kebijakan tersebut dikenal dengan “Paket Penyelamatan Ekonomi”.
Kebijakan-kebijakan tersebut dilaksanakan untuk mengatasi masalah ekonomi yang
sedang dihadapi oleh Negara Indonesia. Pemerintah bersama kementrian terkait
dan Bank Indonesia mempunyai peran terpenting dalam pelaksanaan penyelamatan perekonomian
Indonesia, namun hal ini tidak akan lengkap apabila masyarakat dan
pelaku-pelaku ekonomi tidak ikut berperan bersama-sama.
Daftar Referensi:
Hidayat, Teguh. (2013). Gambaran Perekonomian Indonesia. Retrieved from
http://gambaran-perekonomian-indonesia-saat-ini.html
diunduh pada tanggal 5 oktober 2013.
Maharani, Shinta. (2013). Wapres Boediono: Ekonomi Indonesia
Lampu Kuning. Retrieved from http://www.tempo.co/read/news/2013/08/26/Wapres-Boediono--Ekonomi- Indonesia-Lampu-Kuning.html diunduh pada
tanggal 5 oktober 2013.
Moerti,
Wisnoe. (2013). 4 Klaim Kebijakan
Pemerintah Mampu Benahi Kondisi Ekonomi. Retrieved from http://www.merdeka.com/uang/4-klaim-kebijakan-pemerintah-mampu-benahi-kondisi-ekonomi.html diunduh pada tanggal 5 oktober 2013.
NAMA : SHINTA AMELIA DWIPUTRI
NPM : 29211160
KELAS : 3EB18
TUGAS : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI
DENGAN POLA PENULISAN "INDUKTIF & DEDUKTIF"
TAHUN AJARAN
2013/2014
# 6 OKTOBER
2013