PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI
Pada
saat ini kondisi pertumbuhan perekonomian dunia melambat. Keadaan ini membuat nilai
tukar mata uang di berbagai terhadap dollar Amerika Serikat semakin melemah, termasuk
di Indonesia. Di dalam negeri keadaan ini mengakibatkan harga-harga komoditas
ekspor yang anjlok sehingga penerimaan ekspor pun turun. Defisit anggaran
negara pun tidak dapat terhindarkan, yakni penerimaan negara Indonesia lebih
sedikit dibandingkan dengan pengeluarannya. Selain menurunnya ekspor, adanya
perubahan kebijakan moneter di negara adikuasa Amerika Serikat juga ikut
mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Amerika Serikat memperketat likuiditas
global atau memperketat pembiayaan.
Wakil
Presiden Boediono menyebutkan kegawatan ekonomi saat ini belum bisa dikatakan
krisis. Hanya saja, ia menghimbau pemerintah pusat dan daerah untuk
meningkatkan pendapatan di sektor pajak, investasi, dan melalukan pengurangan
impor. “Jangan santai-santai. Bisa saja pertumbuhan ekonomi kita anjlok hingga
dua persen”, katanya. Boediono juga menghimbau agar menggunakan anggaran
pemerintah dilakukan secara efektif dan efisien. Pemerintah hendaknya dapat
meningkatkan penyerapan anggaran dengan mempermudah investor untuk berinvestasi
dengan mencabut aturan yang menghambat kemudahan investasi. (Senin, 26 Agustus
2013 Tempo.co)
Ide mengenai MP3EI yang dicetuskan oleh
Presiden SBY pada tahun 2008 sejalan dengan pemikiran Wakil Presiden Boediono
yang mungkin dapat dilakukan kembali untuk membuat keadaan ekonomi Indonesia
membaik. Ketika Indonesia sempat dihantam efek krisis global tahun 2008, mulai
timbul kesadaran bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak selamanya dapat
bergantung pada ekspor sumber daya alam, dalam hal ini batu bara, dan barang
tambang yang sempat membuat perekonomian di Indonesia semakin meningkat pada
tahun 2000-an. Para pelaku ekonomi harus pula ikut mendorong pengembangan
industri dalam negeri untuk menciptakan sinergi dan hilirisasi, untuk
menciptakan produk-produk yang memiliki nilai tambah. Kesadaran ini pula
kemudian melahirkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI), dengan tujuan utamanya yaitu untuk mengembangkan infrastruktur, dimana
infrastruktur tersebut baik dalam bentuk fisik maupun kebijakan pemerintah
sehingga dapat menumbuhkan ekonomi Indonesia semakin baik dan suatu hari nanti
pula, diharapkan Indonesia tidak perlu lagi mengekspor CPO (minyak mentah),
melainkan mengekspor produk turunannya seperti margarin, oleochemical,
hingga bahan baku kosmetik dan farmasi, dengan nilai jual yang tentunya jauh
lebih tinggi. Selain itu, pemerintah harus ikut mendukung baik pemberian
pembiayaan maupun pelatihan terhadap usaha kecil menengah (UKM).
Perlemahan Rupiah
secara otomatis akan membuat harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga
masyarakat akan mengurangi membeli barang impor. Alhasil nilai impor Indonesia
menurun, dan jika nilai ekspornya tetap, maka akan sampai pada suatu titik
tertentu neraca perdagangan kita akan menjdi surplus kembali. Jadi, perlemahan
rupiah bisa juga dianggap penyeimbang yang dalam jangka panjang justru
bermanfaat untuk menumbuhkan perekonomian kembali. Meski memang dalam jangka
pendek, perlemahan rupiah akan memberikan dampak negatif ketimbang positifnya,
karena naiknya harga barang-barang impor akan menyulitkan pelaku ekonomi
terutama perusahaan berbasis impor seperti distributor ponsel, farmasi, dan
pakan ternak. Namun, semua itu dapat berjalan dengan baik dan dapat diatasi jika
pemerintah dan pelaku ekonomi saling membantu dan mencari solusi yang tepat.
Maka dari itu, untuk
dapat keluar dari permasalahan ekonomi ataupun krisis ekonomi yang dihadapi
Indonesia dibutuhkan hubungan yang sinergi dan hilirisasi dari pemerintah,
masyarakat, serta semua pelaku ekonomi yang berperan bahu-membahu dalam
menghadapi tantangan ekonomi yang datang silih berganti. Peran aktif Pemerintah
yang mendominasi, tegas dan membimbing masyarakat, dan pelaku-pelaku ekonomi sangat
diperlukan dalam pelaksanaan pemecahan solusi masalah-masalah yang dihadapi. Pengembangan
infrastruktur juga harus dilakukan, dimana infrastruktur tersebut baik dalam
bentuk fisik maupun kebijakan pemerintah yang tepat dan bertanggung jawab diperlukan
sehingga dapat menumbuhkan ekonomi Indonesia semakin baik dan suatu hari nanti pula.
Pemerintah juga hendaknya dapat meningkatkan penyerapan anggaran dengan
mempermudah investor untuk berinvestasi sehingga dapat mempermudah pertumbuhan
Indonesia ke arah yang lebih baik dan lebih maju.
NAMA : SHINTA AMELIA DWIPUTRI
NPM : 29211160
KELAS : 3EB18
TUGAS : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2
PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI DENGAN POLA PENULISAN
"DEDUKTIF"
TAHUN AJARAN 2013/2014
# 6 OKTOBER 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar