Sabtu, 05 Oktober 2013

PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI


PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI


Pada saat ini kondisi pertumbuhan perekonomian dunia melambat. Keadaan ini membuat nilai tukar mata uang di berbagai terhadap dollar Amerika Serikat semakin melemah, termasuk di Indonesia. Di dalam negeri keadaan ini mengakibatkan harga-harga komoditas ekspor yang anjlok sehingga penerimaan ekspor pun turun. Defisit anggaran negara pun tidak dapat terhindarkan, yakni penerimaan negara Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluarannya. Selain menurunnya ekspor, adanya perubahan kebijakan moneter di negara adikuasa Amerika Serikat juga ikut mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Amerika Serikat memperketat likuiditas global atau memperketat pembiayaan. 

Wakil Presiden Boediono menyebutkan kegawatan ekonomi saat ini belum bisa dikatakan krisis. Hanya saja, ia menghimbau pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan pendapatan di sektor pajak, investasi, dan melalukan pengurangan impor. “Jangan santai-santai. Bisa saja pertumbuhan ekonomi kita anjlok hingga dua persen”, katanya. Boediono juga menghimbau agar menggunakan anggaran pemerintah dilakukan secara efektif dan efisien. Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan penyerapan anggaran dengan mempermudah investor untuk berinvestasi dengan mencabut aturan yang menghambat kemudahan investasi. (Senin, 26 Agustus 2013 Tempo.co) 

 Ide mengenai MP3EI yang dicetuskan oleh Presiden SBY pada tahun 2008 sejalan dengan pemikiran Wakil Presiden Boediono yang mungkin dapat dilakukan kembali untuk membuat keadaan ekonomi Indonesia membaik. Ketika Indonesia sempat dihantam efek krisis global tahun 2008, mulai timbul kesadaran bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak selamanya dapat bergantung pada ekspor sumber daya alam, dalam hal ini batu bara, dan barang tambang yang sempat membuat perekonomian di Indonesia semakin meningkat pada tahun 2000-an. Para pelaku ekonomi harus pula ikut mendorong pengembangan industri dalam negeri untuk menciptakan sinergi dan hilirisasi, untuk menciptakan produk-produk yang memiliki nilai tambah. Kesadaran ini pula kemudian melahirkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dengan tujuan utamanya yaitu untuk mengembangkan infrastruktur, dimana infrastruktur tersebut baik dalam bentuk fisik maupun kebijakan pemerintah sehingga dapat menumbuhkan ekonomi Indonesia semakin baik dan suatu hari nanti pula, diharapkan Indonesia tidak perlu lagi mengekspor CPO (minyak mentah), melainkan mengekspor produk turunannya seperti margarin, oleochemical, hingga bahan baku kosmetik dan farmasi, dengan nilai jual yang tentunya jauh lebih tinggi. Selain itu, pemerintah harus ikut mendukung baik pemberian pembiayaan maupun pelatihan terhadap usaha kecil menengah (UKM).

Perlemahan Rupiah secara otomatis akan membuat harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga masyarakat akan mengurangi membeli barang impor. Alhasil nilai impor Indonesia menurun, dan jika nilai ekspornya tetap, maka akan sampai pada suatu titik tertentu neraca perdagangan kita akan menjdi surplus kembali. Jadi, perlemahan rupiah bisa juga dianggap penyeimbang yang dalam jangka panjang justru bermanfaat untuk menumbuhkan perekonomian kembali. Meski memang dalam jangka pendek, perlemahan rupiah akan memberikan dampak negatif ketimbang positifnya, karena naiknya harga barang-barang impor akan menyulitkan pelaku ekonomi terutama perusahaan berbasis impor seperti distributor ponsel, farmasi, dan pakan ternak. Namun, semua itu dapat berjalan dengan baik dan dapat diatasi jika pemerintah dan pelaku ekonomi saling membantu dan mencari solusi yang tepat.

Maka dari itu, untuk dapat keluar dari permasalahan ekonomi ataupun krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia dibutuhkan hubungan yang sinergi dan hilirisasi dari pemerintah, masyarakat, serta semua pelaku ekonomi yang berperan bahu-membahu dalam menghadapi tantangan ekonomi yang datang silih berganti. Peran aktif Pemerintah yang mendominasi, tegas dan membimbing masyarakat, dan pelaku-pelaku ekonomi sangat diperlukan dalam pelaksanaan pemecahan solusi masalah-masalah yang dihadapi. Pengembangan infrastruktur juga harus dilakukan, dimana infrastruktur tersebut baik dalam bentuk fisik maupun kebijakan pemerintah yang tepat dan bertanggung jawab diperlukan sehingga dapat menumbuhkan ekonomi Indonesia semakin baik dan suatu hari nanti pula. Pemerintah juga hendaknya dapat meningkatkan penyerapan anggaran dengan mempermudah investor untuk berinvestasi sehingga dapat mempermudah pertumbuhan Indonesia ke arah yang lebih baik dan lebih maju.



NAMA   : SHINTA AMELIA DWIPUTRI
NPM       : 29211160
KELAS   : 3EB18
TUGAS  : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2
                  PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI DENGAN POLA PENULISAN
                  "DEDUKTIF" 

TAHUN AJARAN 2013/2014
# 6 OKTOBER 2013



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar